Cerpen : Sahabatku Iri Hati



Oleh    : Arifatul Khasanah

    Namaku Rara Putri, aku sangat senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Wiya. Aku bingung dengan sikapnya karena sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurutnya, aku tidak boleh suka dengan kedua mata pelajaran tersebut. Padahal, itu hakku.

    Suatu ketika, saat pelajaran bahasa Inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut. Mungkin karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik dan mudah dimengerti. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran Bahasa Inggris.

    Teng teng teng,,,,,” Bunyi bel sekolah. Waktu istirahat tiba.

Saat itu aku langsung menghampiri Wiya untuk mengajaknya ke kantin.

    Ya, ke kantin yuk?” Ajakku.

    “Ngga, aku ngga mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.

    Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali terjadi dan kita berdua Kembali menjadi sahabat seperti semula. Namun, lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.

    Waktu Ujian Tengah Semester dia kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, saat itu dia melihat ke arahku. Aku dan Wiya tidak satu bangku, Wiya tepat di depan tempat aku duduk.

    Ra, kamu tahu ngga nomor 5 essay? Minta jawabannya dong satu aja!” tanya Wiya sembari memohon.

    “Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!” jawabku.

    “Yah kamu..” sembari jengkel.

    Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan instropeksi. Dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS. Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Wiya mendapat nilai 75.

    Aku bisa melihat tatapan iri di sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang tidak mudah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.