Tiga Hari Penuh Misteri




    

    Alicea Moonell, seorang aktris yang tengah membintangi sebuah film bergenre horor. Ia adalah aktris muda yang memerankan seorang karakter di sebuah film yang berjudul "Misteri Desa Petani". Dalam film tersebut, ia memerankan seorang tokoh bernama "Gendis". Gendis adalah seorang detektif yang tengah melakukan penyelidikan di Desa Petani. Tokoh Gendis, yang diperankan oleh Alice menjadi peran utama dalam film ini. Film ini juga menjadi film bergenre horor pertama yang diperankan oleh Alice.

    Matahari bersinar terik, menyilaui jendela kamar Alice. Pagi pun tiba, Alice yang terbangun dari tidurnya bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat syuting.

    Ini adalah hari pertama syuting dalam film horornya. Lokasi syuting film Alice berada di luar kota, tepatnya di sebuah desa yang jauh dari perkotaan dan bisa dibilang terpelosok. Hal itu mengharuskan Alice untuk berangkat pagi supaya tidak terlambat datang ke lokasi syuting. Setelah bersiap-siap, Alice pun berangkat menuju lokasi syuting. Ia menyetir mobil pribadinya sendiri untuk berangkat ke lokasi.

Sesampainya Alice di lokasi, syuting pun dimulai. Alice mulai menghafal naskah dan dialog yang akan ia peragakan. Setelah beberapa saat, kini giliran Alice memperagakan tokoh Gendis dalam film tersebut.

    "Camera... roll... action!" teriak sutradara.

    "Sepertinya, desa ini memang memiliki banyak misteri," ucap Gendis. "Banyak sekali kejanggalan dan juga hal aneh yang terjadi di desa ini,” sambung Gendis.

    "Cut!” teriak sutradara. Take pertama pun selesai. Kini giliran take kedua Alice. Di sini, ia harus beradu akting dengan seorang aktor bernama Veggio Antonio yang berperan sebagai Doni. Doni ialah salah satu partner Gendis dalam penyelidikannya di Desa Petani.

    "Camera... roll... action!” teriak sutradara.

    "Mungkinkah desa ini hanya sebuah ilusi? Banyak sekali hal yang tidak masuk akal terjadi di sini,” tanya Gendis.

    "Aku tahu ini memang sedikit aneh, tapi mungkin hanya kebetulan saja,” jawab Doni.

    "Kebetulan? Tapi kejadian ini sudah berkali - kali terjadi!” marah Gendis.

    "Pelankan suaramu, Gendis! Ingat! Kita sedang berada di tempat orang lain," ucap Doni sambil menenangkan Gendis.

    "Cut!” teriak sutradara. Take kedua selesai. Setelah beberapa take telah Alice selesaikan, ia pun kembali pulang ke rumahnya dan beristirahat.

    Malam berlalu, pagi pun kembali datang. Alice berangkat ke lokasi syuting seperti biasanya. Tibalah Alice di lokasi. Seperti biasanya, ia lanjut menghafalkan naskah dan juga dialog yang akan ia peragakan. Hari demi hari berlalu, take demi take telah Alice selesaikan. Kini, tiba tepat di hari ketujuh Alice syuting. Ia mendapatkan banyak bagian take di hari itu. Ini membuat Alice harus menyelesaikan syuting sampai larut malam. Ia memutuskan untuk menginap semalam di tempat lokasi syutingnya. Di sana, hanya ada Alice dan lima rekannya. Alice menginap di sebuah rumah yang hanya ditinggali oleh seorang wanita tua. Sementara, rekan-rekannya menginap di rumah lain yang jaraknya tidak jauh dari rumah yang Alice tinggali.

    Tengah malam tiba. Terdengar suara seperti langkah kaki dari dalam kamar Alice. Alice yang kala itu sedang tidur, terbangun dari tidurnya. Terdengar suara yang sama untuk kedua kalinya.

    Siapa orang yang tengah malam begini keluar rumah? tanya Alice dalam hati. Alice yang mulai resah oleh suara aneh itu, mencoba untuk tidak berpikir aneh-aneh dan tetap berpikiran positif.

    "Mungkin itu hanya ayam atau tikus yang lewat,” batin Alice. Alice pun melanjutkan tidurnya. Namun, setelah itu, terdengar suara seperti ada yang mengetuk tembok kamar alice dari luar.

    Alice kembali resah dan sangat ketakutan akan suara itu. Namun, apa boleh buat, Alice hanya bisa berdiam diri dengan rasa takut dan berusaha untuk melanjutkan tidurnya.

    Keesokan harinya, Alice langsung menanyakan perihal suara suara aneh yang ia dengar semalam kepada wanita tua pemilik rumah itu, "Nek, semalam aku mendengar suara aneh dari luar rumah. Apakah itu Nenek?" tanya Alice.

    "Hmmm... jadi begini, bukan hanya rumah ini saja, tetapi desa ini memang terkenal dengan kemisteriusannya sejak dulu. Bagi warga desa ini, hal itu sudah dianggap biasa dan wajar,” ujar wanita tua itu.

    "Lalu apa yang harus aku lakukan jika mendengar suara misterius itu?” sambung Alice.

    "Jangan takut dan tetaplah menjaga sikap, Nak,” nasehat si wanita tua. Alice yang mendengar perkataan wanita tua itu pun menjadi khawatir dan gelisah. Siangnya, saat ia beristirahat di sela waktu syuting, ia dika

    Siangnya, saat ia beristirahat di sela waktu syuting, ia dikagetkan dengan suara aneh yang ia dengar, "Huuuuuuu," terdengar suara seperti bebisik di dekat telinga Alice.

    "Hah!” teriak Alice sambil menoleh kebelakang. Namun, nyatanya tidak ada seorang pun yang berada di belakangnya. Alice yang terkejut kala itu pun langsung berlari ke arah rekan-rekannya. Alice memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian aneh yang menimpa dirinya waktu itu. Ia tidak ingin rekan-rekannya menjadi ikut khawatir dan nantinya akan mengganggu proses pembuatan film. Setelah menyelesaikan semua take, Alice pun memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.

    Keesokan paginya pun tiba. Alice bergegas mempersiapkan diri dan segera berangkat menuju lokasi syuting kembali. Saat dalam perjalanan, Alice merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah mengapa, ia tiba-tiba merasa cemas dan khawatir akan terjadi sesuatu hal yang buruk menimpa pada dirinya. Sampailah Alice di lokasi syuting. Seperti biasa, ia langsung menghafalkan dialog yang akan ia peragakan. Namun, syuting kali ini dilakukan di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Lokasi syuting kali ini berada di perkebunan kayu jati yang tempatnya tidak jauh dari desa.

    Saat perjalanan menuju perkebunan tersebut, rasa cemas dan khawatir Alice mulai muncul kembali. Ia berjalan di paling belakang. Sementara, rekan-rekannya berjalan lebih dahulu di depan. Saat mulai mememasuki area perkebunan, tiba-tiba Alice merasa merinding dengan suasana di sana. Kicauan burung dan hembusan angin membuat suasana perkebunan saat itu menjadi terkesan mistis. Ditambah, hanya ada Alice dan rekannya di perkebunan itu.

    Sssss… Terdengar suara aneh berbisik di telinga Alice. Alice terus berjalan dan acuh dengan suara itu.

    Bleg… Ada seseorang yang memegang pundak Alice dari belakang. Alice terdiam dan menghentikan langkah kakinya. Kini, ia memberanikan diri untuk melihat siapa yang memegang pundaknya itu.

    Saat ia menolehkan kepalanya ke belakang, "Aaaaaa!" teriak Alice. Alice terkejut dan bangun dari tidurnya. Alice kebingungan kenapa ia tiba-tiba sudah berada di kamar rumahnya. Setelah beberapa saat, Alice baru menyadari bahwa kejadian-kejadian mistis yang menimpa dirinya hanyalah sebuah mimpi dari tidurnya.







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.